Kabupaten SerangLingkungan HidupNasional

Geger di Cikande Pabrik Stainless Diduga Jadi Sumber Radiasi Berbahaya

×

Geger di Cikande Pabrik Stainless Diduga Jadi Sumber Radiasi Berbahaya

Sebarkan artikel ini
Geger di Cikande Pabrik Stainless Diduga Jadi Sumber Radiasi Berbahaya

SERANG, HITAM PUTIH – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama tim gabungan menemukan dugaan sumber radiasi dari zat radioaktif di Kawasan Industri Modern (KIM) Cikande, Serang, Banten. Radiasi tersebut diduga berasal dari aktivitas pabrik peleburan stainless steel, PT Peter Metal Technology Indonesia (PMT).

Kasus ini berawal dari laporan Customs Border Protection (CBP) Amerika Serikat yang mendeteksi kandungan cesium-137 pada udang beku asal Indonesia. Temuan itu kemudian ditindaklanjuti pemerintah melalui investigasi menyeluruh.

Tim gabungan yang terdiri atas KLH, Bareskrim Polri, Gegana, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) telah melakukan inspeksi intensif di kawasan industri Cikande. Tujuannya untuk memastikan tidak ada potensi bahaya radiasi yang lebih besar.

Deputi Penegakan Hukum Lingkungan KLH, Irjen Rizal Irawan, menyampaikan instruksi tegas dari Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.

“Penyegelan dilakukan untuk menghentikan risiko pencemaran lebih luas. Pemasangan garis Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) selain untuk mencegah pencemaran, juga ditujukan melindungi kesehatan masyarakat dan pekerja dari bahaya paparan radiasi,” ujar Rizal.

Pemerintah menegaskan sikap tegas terhadap perusahaan yang dinilai membahayakan lingkungan dan kesehatan publik.

“Kami tidak akan menoleransi adanya praktik industri yang membahayakan keselamatan masyarakat dan lingkungan. Investigasi ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam melindungi kesehatan publik dan ekosistem dari risiko radiasi,” tegas Rizal.

Pengukuran dosis radiasi telah dilakukan di sejumlah titik industri dan lahan kosong di KIM Cikande. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar radiasi tertinggi berada di area PT Peter Metal Technology Indonesia, yang kini menjadi fokus utama penyelidikan tim gabungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *