SERANG, HITAM PUTIH – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menuai sorotan. Sejumlah wali murid di SDN Cilaku, Kelurahan Cilaku, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten, menyampaikan keluhan terkait kualitas dan kandungan gizi dalam menu makanan yang disajikan kepada siswa.
Para orang tua mengaku kecewa karena menu yang diberikan dinilai belum mencerminkan prinsip gizi seimbang. Makanan yang disediakan acap kali sederhana, tanpa variasi bahan pangan bergizi yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.
“Kadang hanya nasi putih dan mi goreng, atau nasi dengan telur dadar tipis tanpa sayur dan buah. Kami bingung, ini makanan bergizi atau sekadar mengenyangkan?” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya, Senin (6/10/2025).
Ia menjelaskan, para orang tua sebenarnya menyambut baik program MBG karena bertujuan mulia meningkatkan kesehatan dan mengatasi masalah gizi anak sekolah. Namun, pelaksanaannya di lapangan dinilai masih jauh dari harapan.
Program MBG merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menekan angka stunting dan kekurangan gizi di kalangan pelajar sekolah dasar. Namun, lemahnya pengawasan terhadap penyedia makanan membuat efektivitas program tersebut dipertanyakan.
“Kami mengharapkan pihak penyedia dapat menyajikan menu makanan yang tidak mudah basi dan memiliki kandungan gizi sesuai kebutuhan anak. Jangan sampai justru menjadi makanan yang berpotensi membahayakan kesehatan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penting bagi penyedia makanan memperhatikan standar gizi sesuai kebutuhan anak usia sekolah.
“Setiap porsi makanan idealnya mengandung karbohidrat kompleks, protein hewani atau nabati, lemak sehat, serta vitamin dan mineral dari sayur dan buah. Jika komponen ini tidak terpenuhi, maka manfaat program tidak akan maksimal,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua SPPG Sukajaya belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp hingga berita ini ditayangkan.






