SERANG, HITAM PUTIH – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten, Rian Nopandra, menyoroti sejumlah permasalahan dalam pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMA/SMK tahun 2025 di Provinsi Banten. Ia mengungkapkan bahwa sistem tersebut menuai banyak keluhan dari masyarakat, khususnya para orang tua calon siswa.
Menurut Rian, PWI Banten telah membuka posko pengaduan untuk menampung aspirasi masyarakat terkait proses pendaftaran SPMB secara daring. Hingga saat ini, posko tersebut telah menerima banyak laporan mengenai kendala teknis dan kebingungan orang tua dalam mengakses sistem pendaftaran.
“Bukan hanya aduan dari orang tua siswa yang kami terima, tapi kami pun terus memantau pemberitaan media yang menggambarkan banyaknya keluhan tentang SPMB ini,” ujar Rian Nopandra dalam podcast di Media Lugas TV, Minggu malam (22/06/2025).
Rian menegaskan, seluruh aduan tersebut akan dikompilasi dan dilaporkan langsung kepada Gubernur Banten, Andra Soni. Ia berharap agar pelaksanaan SPMB tahun ini tidak lebih buruk dari tahun sebelumnya.
“Dalam waktu dekat ini semua aduan masyarakat yang kami terima akan kami sampaikan ke Gubernur Banten. Jangan sampai penerimaan siswa baru untuk jenjang SMA dan SMK di era Pak Andra Soni malah lebih buruk dari tahun lalu,” tegasnya.
Salah satu kritik utama yang disampaikan adalah terkait sistem website SPMB 2025 yang dianggap tertutup. Menurut Rian, berbeda dengan sistem sebelumnya yang dikenal sebagai PPDB pada tahun 2024, kali ini akses terhadap data hanya diberikan kepada calon siswa, sehingga masyarakat umum tidak dapat memantau proses secara terbuka.
“Kalau sekarang penerimaan siswa baru pada website banyak pihak yang mengatakan lebih tertutup dibanding tahun lalu. Kalau tahun 2024 semua masyarakat bisa mengakses atau memantau melalui website, tapi sekarang hanya calon siswa saja yang bisa mengakses,” jelas Rian.
Lebih lanjut, ia menyoroti kaburnya batas antara jalur prestasi dan domisili yang menjadi salah satu dasar seleksi. Ketidakjelasan ini, menurutnya, menyebabkan ketidakpuasan dari berbagai pihak, khususnya para orang tua.
PWI Banten juga mencermati isu praktik titip-menitip calon siswa yang masih terjadi. Rian mengimbau seluruh wartawan yang tergabung dalam PWI agar turut melakukan investigasi apabila menemukan indikasi praktik tersebut.
“Banyak dan kami masih mendengar. Akan terus kami pantau dan sikapi. Jangan sampai siswa yang berprestasi malah menjadi korban dari sistem titip-menitip ini,” ujarnya.
Selain itu, Rian juga mengkritik tertutupnya informasi dari pihak sekolah, termasuk kepala sekolah dan panitia SPMB, terhadap wartawan yang ingin mengonfirmasi atau menggali informasi seputar penerimaan siswa baru.
“Ya, akan kami sampaikan semua ke Gubernur Banten. Kami ingin aspirasi masyarakat didengar. Termasuk kalau mau transparan, kenapa pihak sekolah masih tertutup terhadap wartawan yang ingin mendapat informasi?” tandasnya.